Review Penyetan Sambal Tempong Mbok Sil: Sajikan Menu Khas Banyuwangi di Tengah Kota Surabaya, Seenak Apa?

Nama Rumah Makan : Penyetan Sambal Tempong Mbok Sil

Lokasi : rumah makan Penyetan Sambal Tempong Mbok Sil, Jl. Dharmawangsa No.150, Surabaya

Harga : Rp. 15.000 (nasi tempong), Rp.15.000 (satu potong ayam goreng bagian dada) dan Rp.5000 (satu cangkir kopi)

Nilai : 3 / 5

Recommended : No

Come again : No


Rumah makan Mbok Sil ini adalah salah satu yang baru buka di kawasan Gubeng, Surabaya, pada tahun 2023. Menampilkan menu penyetan dengan sambal tempong khas Banyuwangi, seperti apa kira-kira cita rasanya?

Suatu hari aku memutuskan untuk mencoba makan di kedai Mbok Sil ini, sekaligus ingin tahu seperti apa rasa sambal tempong yang belum pernah kucoba seumur hidupku. RM ini letaknya di pinggir jalan besar jadi gampang diakses di tengah aktivitas sehari - hari. Lokasinya juga strategis karena dekat sekali dengan pusat keramaian seperti rumah sakit dan universitas.

Saat menginjakkan kaki di sana, ternyata ada sebuah outlet kecil bagian depan rumah makannya yang menjual obat-obatan dan segala macam pernak-pernik lainnya. Masuk sedikit lebih ke dalam, ada kurleb sepuluh pasang kursi dan meja panjang di bagian kanan-kirinya, mungkin dimaksudkan agar satu keluarga atau sekelompok besar orang bisa makan bersama. Tempat cuci tangan ada di bagian depan outlet kecil tadi lengkap dengan tisu. Untuk sirkulasi udara, RM ini menggunakan beberapa kipas angin, bukan AC, selain karena memang tempat itu adalah open space yang tidak ada pintu atau penyekat dengan bagian luarnya.

Ini sepertinya adalah tipikal rumah makan yang umum ditemui di tepi jalan. Ownernya tampaknya adalah orang Tionghoa dari observasi singkat, tapi suasana dalam rumah makan itu terlihat cukup melokal.

Ketika diberikan daftar menu, aku agak kaget karena untuk ukuran rumah makan dengan konsep begitu, harga menunya tidak terlalu murah. Untuk satu potong ayam tanpa nasi dan sambal dibanderol sebesar Rp.15.000. Varian nasi seperti nasi pecel, nasi lodeh atau nasi tempongnya sendiri seharga Rp.15.000 tanpa lauk. Minumannya memiliki harga yang bervariasi mulai dari 5000 untuk kopi dan 10.000 untuk es jeruk dan softdrink.

Karena datang kesini untuk mencoba sambal tempong, maka aku memesan nasi tempong yang harus diberi lauk dengan harga tambahan. Aku memilih ayam goreng dan kopi susu.

Ternyata ayamnya digoreng dulu saat dipesan, dengan balutan bumbu tradisional yang bahkan tercium saat proses penggorengan. Dalam beberapa menit, aku sudah bisa mendapatkan pesananku.

Ini dia tampilan menu lengkap yang kupesan dari Penyetan Sambal Tempong Mbok Sil:

Terdiri dari nasi tempong yang berupa nasi putih yang dilengkapi dengan sambal tempong, ikan asin, sayuran, juga tahu goreng (tempe gorengnya katanya habis saat ditanyakan), satu potong ayam goreng bagian dada, dan satu cangkir kopi susu.

Setelah disantap habis, bagaimana review Penyetan Sambal Tempong Mbok Sil ini?

Secara pribadi, menurutku dari segi rasa tidak ada masalah. Ayam gorengnya persis seperti ayam goreng tradisional pada umumnya yang digoreng kering dengan cita rasa gurih yang pas. Sambal tempongnya, yang penasaran ingin kucoba, ternyata adalah sambal yang diberi jeruk nipis dengan jumlah yang cukup banyak. Ikan asin dan tahunya juga rasanya seperti biasa. Menurutku ini lumayan mirip dengan penyetan yang dijual di tenda-tenda pinggir jalan, hanya saja sedikit berbeda jenis sambalnya dan tempatnya lebih fancy.

Sayang sekali aku kecewa dengan kopi susunya. Aku pikir ini adalah kopi susu ala-ala kafe di mall. Tapi ternyata yang datang adalah tipikal kopi yang sering kulihat di warkop dengan rasa kopi yang kuat sekali. Ini bukan jenis kopi susu yang biasa kubeli, karena itu hampir tidak bisa meminumnya, tapi karena sudah terlanjur pesan, maka mau tidak mau harus diteguk meski sedikit agar tidak mubazir.

Jadi apa kesimpulan dari review Penyetan Sambal Tempong Mbok Sil ini?

Sayang sekali, rumah makan ini tidak masuk ke dalam daftar rekomendasiku karena harganya menurutku terlalu pricey untuk ukuran rumah makan lokal, selain juga karena area sekitarnya adalah universitas negeri dan rumah sakit pemerintah sehingga calon pembelinya kebanyakan adalah kalangan menengah ke bawah yang ingin makan kenyang dan murah meriah. Juga meski mereka tahu bahwa tempenya habis, tidak diberikan penggantinya, padahal aku bayar full untuk nasi tempongnya. Sebenarnya bisa kan tempe yang sedang out-of-stock itu diganti tahu goreng atau telur ceplok/dadar jadi setidaknya terlihat ada effort untuk memuaskan pembeli. Kalau begini kan sepertinya pihak customer yang sedikit dirugikan karena jelas-jelas dalam daftar menu tertera bahwa ada tempe dalam paket nasi tempongnya tapi ternyata saat pesanan datang, tempenya tidak ada, tak ada penggantinya pula.

Btw, ini dia menunya waktu aku kesana, ya, agar lebih jelas situasinya buat semuanya:

Dan meski secara rasa bagiku tidak ada hal yang bisa diperdebatkan, tapi kopi susunya juga tidak sesuai ekspektasi karena tadinya menyangka akan datang kopi susu kekinian ala kafe tapi ternyata dapatnya adalah kopi kental dalam cangkir yang sulit sekali dinikmati oleh milenial sepertiku yang sudah biasa dengan kopi-kopi jenis baru yang dijual di mall.

So, apa mungkin akan datang lagi ke Penyetan Sambal Tempong Mbok Sil ini?

Sepertinya tidak, ya, karena dengan harga segitu bisa dapat yang lebih di tempat yang lain dengan pelayanan yang mungkin sedikit lebih baik. Tapi bagi yang mau mencoba sambal tempong di sekitar situ, silakan mampir, siapa tahu lebih cocok, kan? 😉


Baca Juga: 


Posting Komentar

0 Komentar