Nama restoran : Almaz Fried Chicken
Lokasi : Jl. Raya Gubeng 68-D, Surabaya
Harga : Rp. 50.000 - Paket Khass (paket yang terdiri dari dua potong ayam bagian dada dan paha bawah, satu porsi nasi kebuli, satu botol teh manis yang waktu itu merk Sosro, sambal bawang, saus garlic dan dua jenis saus sachet varian sambal dan tomat)
Nilai : 3 / 5
Recommended : Yes
Come again : No
Almaz Fried Chicken adalah restoran yang menjual ayam goreng Saudi mirip dengan Al-Baik yang sering jadi incaran orang-orang saat umrah atau haji. Katanya saking populernya Al-Baik ini, sampai banyak yang jastip segala, baik yang kangen dengan kelezatannya yang menggoda saat berkunjung ke tanah suci atau sekedar penasaran ingin tahu bagaimana rasanya.
Baru-baru ini, Almaz Fried Chicken buka cabang pertamanya di Surabaya setelah sebelumnya sudah memiliki banyak restoran di kota-kota lain. Tapi ada yang mewanti-wanti bahwa antriannya sangat panjang.
Meskipun demikian, aku tetap tertarik untuk mampir dan melakukan review Almaz Fried Chicken untuk menilai sendiri, apa klaimnya sebagai Ayam Goreng Saudi No.1 di Indonesia itu memang benar? Apa memang seviral dan se-antri itu karena luar biasa enak? Selain itu, aku belum pernah mencoba Ayam Goreng Saudi sama sekali seumur hidupku.
Untuk menghindari antrian, aku sengaja datang sesaat setelah jam bukanya. Dan berhasil pake banget. Lihat, nih, penampakan Almaz Fried Chicken cabang Surabaya yang begitu sepi dari kerumunan orang.
Almaz Fried Chicken cabang Surabaya ini cukup besar dan mempunyai dua lantai. Ada kamar mandi juga untuk jenis kelamin terpisah dan banyak memiliki wastafel untuk mencuci tangan dengan sabun yang wangi. AC-nya juga cukup adem dengan suasana yang bersih dan karyawan-karyawan yang ramah.
Tapi jangan lengah karena siang sedikit aja, aku lihat antriannya sudah mengular. Jadi datanglah pada jam-jam tak terduga atau pesan saja lewat delivery service.
Karena sedang sepi dan pesanannya juga cuma sedikit, maka hanya sesaat setelah membayar, aku bisa mendapatkan pesananku yang adalah paket Khass, yang disiapkan secara langsung oleh kasirnya. Ini dia tampilannya guys:
Terdiri dari satu porsi nasi kebuli, dua potong ayam bagian dada dan paha bawah, satu botol teh Sosro manis yang dingin, dua jenis cocolan yaitu sambal bawang dan saus garlic, juga dua macam saus sachet yaitu saus sambal dan saus tomat.
Setelah disantap, bagaimana review Almaz Fried Chicken, apa beneran Ayam Goreng Saudi No.1 di Indonesia?
Menurutku ayam goreng dari Almaz Fried Chicken, baik yang original maupun Saudi Hot, memiliki rasa yang sangat mirip dengan ayam krispi pada umumnya. Hanya saja memang ada campuran bumbu khas Timur Tengah di dalamnya meski tidak dominan.
Apa bumbunya meresap sampai ke bagian terdalam dari daging ayamnya?
Kadang iya, kadang tidak. Karena ada yang memang bumbu marinasinya masuk sampai ke dalam daging ayamnya, tapi ada juga yang tidak demikian.
Lagipula, di tengah gempuran rasa-rasa yang strong dari nasi kebuli, sambal bawang, saus garlic, saus sambal dan saus tomat, rasa ayam gorengnya seakan "tenggelam". Yang tersisa hanyalah rasa dominan dari komponen-komponen lain di sekitarnya. Rasa ayamnya? Hampir gak ada sama sekali. Terlalu banyak rasa yang kuat dalam satu paket jadi keunikan rasa ayamnya nyaris tak menonjol.
Tapi sambal bawangnya memang cukup enak dan pedasnya pas alias gak terlalu membara jadi masih bisa dinikmati. Sementara rasa saus garlic-nya nyaris serupa dengan punya restoran Arab lainnya. Nasi kebulinya memiliki rasa yang bagus dan ada taburan kismisnya, tapi juga cenderung sama dengan nasi Arab di luaran sana. Jadi, memang buatku secara pribadi, nothing too special with everything.
Sayangnya harganya mungkin agak mengejutkan untuk kaum mendang-mending. Sampai tulisan ini dipublikasikan, untuk dua potong ayam, harganya sekitar 50 ribu rupiah. Sedangkan ayam goreng di-minimaket, yang juga ber-AC dan tidak terafiliasi dengan brand yang banyak diboikot saat ini, harganya bisa separuhnya. Untuk dapat sambal bawang atau garlic, kalau itu tidak ada dalam paketannya, maka harus nambah 6 ribu rupiah. Sementara untuk nambah sambal di minimarket, harganya cukup separuhnya. So, mungkin orang yang price sensitive bakal berpikir beberapa kali untuk mampir ke Almaz Fried Chicken.
Jadi, apa kesimpulan dari review Almaz Fried Chicken di atas?
Menurutku Almaz Fried Chicken termasuk dalam kategori restoran yang bisa aku rekomendasikan karena rasanya yang enak, terlebih ada banyak kegiatan amal yang disalurkan oleh Almaz Fried Chicken, kalau melihat media sosialnya. Juga ini bisa jadi alternatif merek ayam goreng dari franchise fast food yang banyak diboikot itu. Sayangnya antriannya sering panjang dan harganya juga hampir dua kali lipat dari ayam goreng merek lainnya dengan kualitas dan rasa yang tidak terlalu berbeda.
Apa akan mampir lagi ke Almaz Fried Chicken?
Sepertinya tidak, karena dengan harga yang sama, aku bisa dapat dua paket makanan yang nyaris serupa di tempat lain. Apalagi kalau harus antri panjang di tempat atau menunggu lama untuk mendapat orderan lewat delivery service. Mungkin kecepatan pelayanan Almaz Fried Chicken perlu ditingkatkan lagi karena tidak semua orang punya kesabaran ekstra untuk menunda waktu makannya. Sementara resto sebelah, yang juga terkenal enak apalagi dengan harga yang lebih murah, sanggup menyediakan makanan dalam waktu yang cukup singkat.
Tapi kalau mau nyobain, silakan banget, ya. Meski kalau datang di jam-jam yang normal, mungkin harus rela untuk menunggu dengan waktu yang tidak sebentar. Anggap saja latihan kesabaran. Orang sabar disayang, Tuhan, kan? 😁
Baca Juga:
Review Emados Shawarma : Ada Muslim Palestina Dibalik Kelezatan Hidangan ala Timur Tengah Di sini!
Review Ladeed Deli : Kafe Unik di Jalan Tunjungan Surabaya, Padukan Kuliner Turki, Arab dan Meksiko!
Review Nasi Kebuli Doner Kebab : Perpaduan Cita Rasa Turki dan Arab, Bisa Pas Gitu?
0 Komentar